PEMBIAYAAN KESEHATAN
Dr.
Suparyanto, M.Kes
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Masalah
Indonesia masih mengalami keterlambatan dalam proses
realisasi pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium (TMP)/ Millenium Development
Goals (MDG's). Terlihat pada masih tingginya angka kematian ibu melahirkan,
masih rendahnya kualitas sanitasi & air bersih, laju penularan HIV/AIDS
yang kian sulit dikendalikan, serta meningkatnya beban utang luar negeri yang
kian menumpuk. Permasalahan tersebut jelas memberikan pengaruh pada kualitas
hidup manusia Indonesia yang termanifestasi pada posisi peringkat Indonesia
yang kian menurun pada Human Development Growth Index. Pada tahun 2006
Indonesia menyentuh peringkat 107 dunia, 2008 di 109, hingga tahun 2009 sampai
dengan 2010 masih di posisi 111. Posisi Indonesia ternyata selisih 9 peringkat
dengan Palestina yang berada di posisi 101. Sulit dipungkiri, dan sungguh
ironis (Progres Report in Asia & The Pacific yang
diterbitkan UNESCAP).
Khusus masalah pembiayaan kesehatan per kapita. Indonesia
juga dikenal paling rendah di negara-negara ASEAN. Pada tahun 2000, pembiayaan
kesehatan di Indonesia sebesar Rp. 171.511, sementara Malaysia mencapai $ 374.
Dari segi capital expenditure (modal yang dikeluarkan untuk penyediaan jasa kesehatan)
untuk sektor kesehatan, pemerintah hanya mampu mencapai 2,2 persen dari GNP
sementara Malaysia sebesar 3,8 persen dari GNP. Kondisi ini masih jauh
dibanding Amerika Serikat yang mampu mencapai 15,2 persen dari GNP pada 2003
(Adisasmito, 2008:78).
Untuk mencapai Millenium Development Goals (MDG's) tahun
2015, perlu upaya kerja keras dalam pembangunan kesehatan, termasuk mengatur
system pembiayaan kesehatan yang baik.
1.2.
Rumusan
Masalah
1. Definisi Biaya Kesehatan
2. Sumber Biaya Kesehatan
3. Macam-macam Biaya Kesehatan
4. Syarat pokok pembiayaan
kesehatan
5. Upaya yang dilakukan untuk
rnengatur penyebaran dan pemanfaatan dana banyak macamnya, yang umumnya
berkisar pada:
6. Model Sistem pembiayaan
kesehatan di beberapa negara
7. Sistem Pembiayaan kesehatan
di Indonesia
1.3.
Tujuan
Pembahasan
·
Umum
Mengetahui masalah sistem
pembiayaan kesehatan yang ada di Indonesia dan penyebab serta penyelesaian
masalah tersebut.
·
Khusus
ü
Definisi Biaya
Kesehatan
ü
Sumber Biaya
Kesehatan
ü
Macam-macam
Biaya Kesehatan
ü
Syarat pokok
pembiayaan kesehatan
ü
Upaya yang
dilakukan untuk rnengatur penyebaran dan pemanfaatan dana banyak macamnya, yang
umumnya berkisar pada:
ü
Model Sistem
pembiayaan kesehatan di beberapa negara
ü
Sistem
Pembiayaan kesehatan di Indonesia
1.4.
Manfaat
1. Dapat dipergunakan untuk
melihat equity distribusi pembagian keuangan pemerintah.
2. Menjadikan mahasiswa
agar lebih memahami masalah system
pembiayaan di Indonesia.
3. Dapat dijadikan sebagai
data dasar pengambilan keputusan untuk
menyusun suatu rumusan alokasi anggaran di Indonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Biaya
Kesehatan
Sistem adalah gabungan dari
elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu proses atau struktur dan
berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu
yang telah ditetapkan (Ryans).
Biaya kesehatan adalah besarnya dana yang harus
disediakan untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya
kesehatan yang diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Dari pengertian diatas maka biaya kesehatan dapat ditinjau dari dua sudut
yakni:
1. Penyedia
pelayanan kesehatan
Biaya
kesehatan dari sudut penyedia pelayanan kesehatan adalah besarnya dana yang
harus disediakan untuk dapat menyelenggarakan upaya kesehatan.
2. Pemakai jasa
pelayanan kesehatan
Biaya
kesehatan dari sudut pemakai jasa pelayanan adalah besarnya dana yang harus
disediakan untuk dapat memanfaatkan jasa pelayanan.
2.2. Sumber Biaya Kesehatan
Secara umum sumber biaya
kesehatan ini dapat dibedakan atas dua macam:
1. Seluruhnya bersumber dari
anggaran pemerintah
Tergantung
dari sistem pemerintahan yang dianut, ditemukan di negara yang bersumber biaya
kesehatannya sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah.
2. Sebagian di tanggung oleh
masyarakat
Pada
beberapa negara sumber biaya kesehatan juga berasal dari masyarakat. Pada
negara seperti ini masyarakat diajak berperan serta, baik dalam menyelenggarakan
upaya kesehatan maupun dalam pemanfaatan jasa pelayanan kesehatan.
2.3. Macam-macam
Biaya Kesehatan
Biaya
kesehatan banyak ragamnya, tergantung pada kompleksitas pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Secara umum biaya kesehatan dibedakan atas
dua macam:
1. Biaya
pelayanan kedokteran
Biaya
yang dimaksud adalah yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan dan atau
memanfaatkan pelayanan kedokteran, yakni yang tujuan utamanya untuk mengobati
penyakit serta memulihkan kesehatan penderita.
2. Biaya
pelayanan kesehatan masyarakat
Biaya
yang dimaksud adalah yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan dan atau
memanfaatkan pelayanan kesehatan masyarakat, yakn dengan tujuan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta untuk mencegah penyakit.
2.4. Syarat pokok
pembiayaan kesehatan
Suatu biaya kesehatan yang
baik haruslah memenuhi beberapa syarat pokok yakni:
ü
Jumlah
Tersedianya
dana dalam jumlah yang cukup dalam arti dapat membiayai penyelenggaraan seluruh
upaya kesehatan yang dibutuhkan serta tidak menyulitkan masyarakat yang
memanfaatkannya.
ü
Penyebaran
Mobilisasi
dana kesehatan yang ada sesuai dengan kebutuhan.
ü
Pemanfaatan
Alokasi
dana pelayanan disesuaikan dengan tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan.
2.5.
Upaya
yang dilakukan untuk rnengatur penyebaran dan pemanfaatan dana banyak macamnya,
yang umumnya berkisar pada:
ü
Peningkatan efektivitas
Peningkatan
efektivitas dilakukan dengan mengubah penyebaran atau alokasi penggunaari sumber
dana. Berdasarkan pengalarnan yang dimiliki, maka alokasi tersebut lebih
diutamakan pada upaya kesehatan yang menghasilkan dampak vang lebih besar,
misalnya mengutamakan upaya pencegahan, bukan pengobatan penvakit.
ü Peningkatan
efisiensi
Peningkatan
efisiensi dikaitkan dengan memperkenalkan berbagai mekanisme pengawasan dan
pengendalian. Mekanisme yang dimaksud antara lain:
a. Standar
minimal pelayanan
Dengan
disusunnya standar minimal pelayanan (minimum stein clard) akan dapat dihindari
pemborosan. Pada dasarnya ada dua macam standar minimal yang sering
dipergunakan yakni:
v Standar minimal sarana
Contoh
standar minimal sarana ialah standar minimal rumah sakit dan standar minimal
laboratorium.
v Standar minimal tindakan
Contoh
standar minimal tindakan ialah tata cara pengobatan dan perawatan penderita,
dan daftar obat-obat esensial.
Dengan
adanya standard minimal pelayanan ini, bukan saja pemborosan dapat dihindari
dan dengan demikian akan dapat ditingkatkan efisiensinya, tetapi juga sekaligus
dapat pula dipakai sebagai pedoman dalam menilai mutu pelayanan.
b. Kerjasama
Bentuk lain yang
diperkenalkan untuk meningkatkan efisiensi ialah memperkenalkan konsep
kerjasama antar berbagai sarana pelayanan kesehatan. Sebagaimana telah
disebutkan, ada dua benttjk kerjasama yang dapat dilakukan yakni:
v
Kerjasama institusi: Misalnya sepakat secara bersama-sama
membeli peralatan kedokteran yang mahal (cost sharing) dan jarang dipergunakan.
Dengan pembelian dan pemakaian bersama ini dapat dihematkan dana yang tersedia
serta dapat pula dihindari penggunaan Peralatan yang rendah (under
utilization). Dengan demikian. Efisiensi juga akan meningkat.
v
Kerjasama sistem: Bentuk
kerjasama sistem Yang Paling Populer ialah sistem rujukan, Yakni adanya
hubungan kerja sama timbal balik antara satu sarana kesehatan dengan sarana
kesehatan lainnya.
2.6. Model Sistem pembiayaan kesehatan di
beberapa negara
Dari berbagai pengalaman diberbagai negara, ada tiga
model sistem pembiayaan kesehatan bagi rakyatnya yang diberlakukan secara
nasional yakni model asuransi kesehatan sosial(Social Health Insurance), model
asuransi kesehatan komersial(Commercial/Private Health Insurance), dan model
NHS (National Health Services). Model Social Health Insurance berkembang di
beberapa Negara Eropa sejak Jerman dibawah Bismarck pada tahun 1882 kemudian ke
Negara-negara Asia lainnya yakni Philipina, Korea, Taiwan. Kelebihan sistem ini
memungkinkan cakupan 100 persen penduduk dan relatif rendahnya peningkatan
biaya pelayanan kesehatan.
Sedangkan model Commercial/Private Health Insurance
berkembang di AS. Sistem ini gagal mencapai cakupan 100% penduduk sehingga Bank
Dunia merekomendasikan pengembangan model Regulated Health Insurance. Amerika
Serikat adalah negara dengan pengeluaran untuk kesehatannya paling tinggi
(13,7% GNP) pada tahun 1997 sementara Jepang hanya 7% GNP tetapi derajat
kesehatan lebih tinggi Jepang. Indikator umur harapan hidup didapatkan untuk
laki-laki 73,8 tahun dan wanita 79,7 tahun di Amerika Serikat sedang di Jepang
umur harapan hidup laki-laki 77,6 tahun dan wanita 84,3 tahun. Terakhir model
National Health Services dirintis pemerintah Inggris sejak usai perang dunia
kedua. Model ini juga membuka peluang cakupan 100% penduduk, namun pembiayaan
kesehatan yang dijamin melalui anggaran pemerintah akan menjadi beban yang
berat.
2.7. Sistem Pembiayaan kesehatan di
Indonesia
Sistem Pembiayaan kesehatan
di Indonesia yang berlaku saat ini adalah Jaminan
Kesehatan Nasional yang dimulai pada tahun 2014 yang secara bertahap menuju ke
Universal Health Coverage. Tujuan Jaminan Kesehatan Nasional secara umum yaitu
mempermudah masyarakat untuk mengakses pelayanan kesehatan dan mendapatkan
pelayanan kesehatan yang bermutu. Perubahan pembiayaan menuju ke Universal
Coverage merupakan hal yang baik namun mempunyai dampak dan risiko sampingan.
BAB III
PEMBAHASAN
Masalah-masalah
yang terjadi pada JKN dan penyebabnya.
ü
Ketidakmerataan ketersediaan fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan dan
kondisi geografis, menimbulkan masalah baru berupa ketidakadilan antara
kelompok masyarakat.
Penyebab:
Kurangnya
fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan dan sulitnya menjangkau fasilitas
kesehatan karena kondisi geografis.
Sebagai
gambaran di Indonesia timur: Di daerah kawasan timur yang jumlah
providernya terbatas dan aksesnya kurang menyebabkan
kurangnya supply (penyediaan layanan oleh pemerintah dan pihak lain),
sehingga akan muncul kesulitan terhadap akses ke fasilitas kesehatan. Hal ini
berimbas pada masyarakat di wilayah Indonesia bagian timur yang tidak memiliki
banyak pilihan untuk berobat di fasilitas kesehatan. Sementara di wilayah
Indonesia bagian barat dimana ketersediaan providernya banyak, diperkirakaan
pemanfaatan provider akan lebih banyak dan benefit package yang tidak terbatas. Hal yang mengkhawatirkan
adalah tanpa adanya peningkatan supply di Indonesia bagian timur,
dana BPJS Kesehatan akan banyak dimanfaatkan di daerah-daerah perkotaan dan di
wilayah Indonesia Barat. Situasi inilah yang membutuhkan kegiatan monitoring
dengan seksama.
ü
Buruknya
pelayanan yang diberikan
Penyebab:
Salah satu hal utama yang menyebabkan buruknya pelayanan itu
adalah mekanisme pembayaran yang digunakan BPJS Kesehatan yaitu INA-CBGs.
Mekanisme kendali mutu dan biaya yang diatur lewat Permenkes Tarif JKN itu
mengelompokan tarif pelayanan kesehatan untuk suatu diagnosa penyakit tertentu
dengan paket. Sayangnya, mekanisme pembiayaan yang dikelola Kementerian
Kesehatan itu dinilai tidak mampu memberikan pelayanan terbaik bagi peserta
BPJS Kesehatan. Sehingga fasilitas kesehatan yang selama ini melayani peserta
JPK Jamsostek dan Askes enggan memberikan pelayanan. Serta adanya permenkes
tentang Tarif JKN yang intinya mengatur paket biaya dalam INA-CBGs. Lewat
sistem itu Kemenkes membatasi biaya pelayanan kesehatan peserta.
Mengatasi
masalah system pembiayaan kesehatan diatas:
ü
Ketidakmerataan
BPJS
Jaminan
Kesehatan Nasional/JKN adalah amanah UUD 1945. Ketidakmerataan BPJS ke pelosok
negeri terutama daerah Indonesia timur dapat diatasi dengan cara:
Pertama, pemerintah harus segera
merealisasikan anggaran minimal 10% dari APBN 2014 untuk pembangunan kesehatan
di Indonesia. Pembangunan kesehatan diprioritaskan untuk peningkatan mutu
fasilitas pelayanan kesehatan, SDK, dan pemerataan tenaga kesehatan ke seluruh
pelosok negeri. Sehingga dengan begitu BPJS dapat berjalan dengan baik dan
dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat Indonesia secara adil dan merata
tanpa menguntungkan salah satu kelompok masyarakat.
Kedua, pemerintah bisa
melibatkan organisasi profesi seperti IDI, PPNI, dan organisasi sosial
masyarakat jika JKN ingin sukses. Organisasi profesi mempunyai sumber daya dan
perangkat organisasi yang memadai serta keterlibatan organisasi profesi juga
bisa memberikan pemahaman tentang besarnya kapitasi dan jasa medis yang layak
bagi tenaga kesehatan.
ü
Mengatasi
buruknya pelayanan kesehatan yang diberikan
Mengganti
mekanisme pembiayaan dari INA-CBGs menjadi Fee For Service seperti yang
digunakan sebelumnya oleh PT Jamsostek agar jaringan fasilitas kesehatan yang
selama ini bekerjasama mau melayani peserta BPJS Kesehatan. Serta Menkes harus
mengubah regulasi Permenkes tentang Tarif JKN tersebut karena menghambat
pelayanan peserta.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1.
Biaya kesehatan adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan
oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat
2.
Sumber Biaya
Kesehatan
ü
Seluruhnya
bersumber dari anggaran pemerintah
ü
Sebagian di
tanggung oleh masyarakat
3. Macam-macam Biaya Kesehatan
ü
Biaya pelayanan kedokteran
ü Biaya
pelayanan kesehatan masyarakat
4. Syarat pokok pembiayaan kesehatan
ü Jumlah
ü Penyebaran
5. Upaya yang dilakukan untuk
rnengatur penyebaran dan pemanfaatan dana banyak macamnya, yang umumnya
berkisar pada:
ü Peningkatan
efektivitas
ü Peningkatan
efisiensi
6. Model Sistem pembiayaan
kesehatan di beberapa Negara yakni model asuransi kesehatan sosial(Social Health
Insurance), model asuransi kesehatan komersial(Commercial/Private Health
Insurance), dan model NHS (National Health Services).
7. Sistem Pembiayaan kesehatan
di Indonesia yang berlaku saat ini adalah Jaminan
Kesehatan Nasional.
8. Masalah-masalah yang
terjadi pada JKN dan penyebabnya:
ü Ketidakmerataan
ketersediaan fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan dan kondisi geografis,
menimbulkan masalah baru berupa ketidakadilan antara kelompok masyarakat
ü Masalah lain
adalah besarnya re-imbustment dari BPJS untuk rumah sakit yang menyangkut
besaran jasa medik. Perubahan sistem pembiayaan yang kurang menghargai tenaga
kesehatan dan pengelola rumah sakit dapat menurunkan mutu pelayanan.
ü Buruknya pelayanan
yang diberikan
4.2. Saran
Sebagai calon seorang tenaga kesehatan, kita sudah
seharusnya memahami tentang JKN dan masalah apa saja yang ada didalamnya,
karena kita selalu terlibat dengan pasien dan terlebih lagi jika dapat
mengusulkan penyelesaian terhadap masalah yang terjadi. Dengan memahami yang
terjadi kita akan tetap dapat memberikan pelayanan secara professional tanpa
menguntungkan salah satu pihak.
DAFTAR PUSTAKA
Sumijatun,
et all. 2006. Konsep dasar keperawatan komunitas. Jakarta: EGC.
Kompasiana.2011.kesehatan.(http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2011/10/16/kebijakan-pembiayaan-kesehatan-403770.html). diakses tanggal 26 Maret
2014 pukul 18.30 WIB.
Pdgri.2014.Penyelenggaraan SJSN Kesehatan.(http://www.pdgi.or.id/news/detail/penyelenggaraan-sjsn-kesehatan-2014). diakses tanggal 26 Maret
2014 pukul 18.45 WIB.
jamsosindonesia. Tanpa
tahun. Program Jaminan Kesehatan. (http://www.jamsosindonesia.com/sjsn/Program/program_jaminan_kesehatan)diakses tanggal 26 Maret
2014 pukul 18.50 WIB.
Hukum online.2014.Bpjs kesehatan harus mengantisipasi potensi
masalah.(http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt529da399cb129/bpjs-kesehatan-harus-mengantisipasi-potensi-masalah). akses tanggal 27 Maret
2014 pukul 09.05 WIB.
Academia. 2013. Jaminan
kesehatan dalam sistem jaminan social di Indonesia. (http://www.academia.edu/4377519/JAMINAN_KESEHATAN_DALAM_SISTEM_JAMINAN_SOSIAL_NASIONAL_DI_INDONESIA). akses tanggal 27 Maret
2014 pukul 08.00 WIB.
nuansabuletin.2013.Perhatian terhadap Kesehatan.(http://nuansabuletin.blogspot.com/2013/01/perhatian-terhadap-kesehatan-di.html). Diakses tanggal 26 Maret
2014 pukul 18.55 WIB.
Hukumonline.Januari 2014.Cabut Regulasi .(http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt52e4051a62d3c/cabut-regulasi-penghambat-bpjs). Diakses tanggal 27 Maret
2014 pukul 10.40 WIB.
Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan merupakan
salah satu bagian utama dari ilmu manajemen. Pengertian Manajemen Keuangan
adalah semua aktivitas entitas bisnis (organisasi) dalam kerangka penggunaan
serta pengalokasian dana entitas bisnis (perusahaan) dengan efisien. pengertian
ini mengalami berbagai perkembangan berawal dari pengertian yang hanya sekedar
mengutamakan kegiatan mendapatkan / memperoleh dana saja hingga mencakup
kegiatan mendapatkan, penggunaan dana hingga pengelolaan atas aset (aktiva).
George R Terry menyebutkan
ada empat aktivitas yang sering kali dikenal dengan POAC yang berakronim
Planning - Organizing - Actuating - dan Controling.
Pengertian Manajemen Keuangan menurut para ahli
Ada beberapa ahli yang memberikan pendapatnya mengenai
Pengertian Manajemen Keuangan:
James Van Horne, menyatakan:
semua kegiatan atau aktivitas yang berhubungan langsung
dengan perolehan, pendanan serta pengelolaan aset (aktiva) dengan tujuan yang
menyeluruh.
Suad Husnan, berpendapat bahwa:
Manajemen keuangan adalah manajemen terhahap semua
fungsi keuangan
Bambang Riyanto, mendefinisikan :
Semua aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan yang
berhubungan dengan upaya memperoleh dana yang dibutuhkan dengan biaya yang
seminimal mungkin dan syarat yang menguntunggkan serta uapay untuk
mempergunakan dana yang diperoleh tersebut secara efisien dan efektif
Liefman menyatakan:
Definisi manajemen keuangan adalah upaya penyediaan
uang dan mempergunakan dana tersebut untuk mendapatkan aset (aktiva)
Seperti yang disebut diawal tadi,
dengan melihat beberapa pengertian diatas, pengertian manajemen keuangan secara
sederhana adalah suatu proses dalam aktivitas keuangan perusahaan, dimulai dari
cara memperoleh dana dan mempergunakannya. penggunaannya harus tepat sasaran,
efisien, dan efektif supaya tujuan keuangan perusahaan yang sudah ditetapkan
dalam perencanaan bisa terwujud.
Prinsip Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan tidak hanya sekedar pencatatan akuntansi saja. manajemen keuangan adalah bagian yang penting dan tidak bisa dianggap sebagai suatu kegiatan tersendiri yang menjadi bagian dari pekerjaan orang-orang keuangan.
Manajemen Keuangan dalam prakteknya merupakan aktivitas yang dilakukan dan muncul dalam rangka untuk menyehatkan keuangan perusahaan atau organisasi. maka dari itu, dalam membuat sebuah sistem manajemen keuangan, kita membutuhkan prinsip prinsip ini yang menjadi dasarnya, diantarnya:.
Consistency (Konsistensi)
dalam prinsip konsistensi ini, suatu sistam serta
kebijakan keuangan perusahaan haruslah konsisten, tidak berubah dari periode ke
periode, namun perlu diingat bahwa sistem keuangan bukan berarti tidak boleh
dilakukan penyesuaian bila ada suatu perubahan yang signifikan didalam
perusahaan. pendekatan keuangan yang tidak konsisten bisa menjadi tanda bahwa
ada manipulasi pada pengelolaan keuangan perusahaan.
Accountability (Akuntabilitas)
Prinsip ini adalah suatu kewajiban hukum ataupun
moral, yang melekat kepada individu, kelompok ataupun perusahaan untuk memebri
penjelasan bagaimana dana ataupun kewenangan yang telah diberikan kepada pihak
ke-3 dipergunakan. pihak pihak harus bisa memberi penjelasan tentang penggunaan
sumber daya dan apa saja yang sudah dicapai sebagai suatu bentuk
pertanggung-jawaban kepada pihak pihak yang berkepentingan, agar semua
tahu bagaimana kewenangan dan dana yang dimiliki itu dipergunakan.
Transparancy (Transparansi)
manajemen harusnya terbuka terhadap pekerjaannya,
memberikan informasi tentang rencana dan segala aktivitas kepada yang
berkepentingan, termasuk memberikan laporan keuangan yang wajar, lengkap, tepat
waktu dan akurat yagn bisa diakses dengan mudah oleh yang berkepentingan,
apabila tidak transparan, maka ini bisa mengindikasikan manajemen telah
menyembunyikan sesuatu.
Viability (Kelangsungan Hidup)
Supaya kesehatan keuangan perusahaan terjaga, semua
pengeluaran operasional ataupun ditingkat yang strategis harus disesuaikan
dengan dana yang ada. kelangsungan hidup entitas merupakan ukuran suatu tingkat
keamanan serta keberlanjutan keuangan perusahaan. manajemen keuangan harus
menyusun rencana keuangan dimana menunjukkan bagaimana suatu perusahaan bisa
menjalankan rencana strategisnya guna memenuhi kebutuhan keuangan.
Integrity (Integritas)
Setiap individu harus memiliki tingkat integritas yang
mumpuni dalam menjalankan kegiatan operasional. selain itu catatan dan laporan
keuangan harus terjaga intergritasnya dengan kelengkapan dan tingkat keakuratan
suatu pencatatan keuangan
Stewardship (Pengelolaan
Manajemen keuangan harus bisa mengelola dengan mumpuni
dana yang sudah didapat dan memberikan jaminan bahwa dana yang diperoleh
tersebut akan digunakan untuk merealisasikan tujuan yang sudah ditetapkan.
dalam prakteknya, manajemen bisa melakukan bisa berhati hati dalam membuat
perencanaan strategis, mengidentifikasikan resiko keuangan yang ada serta
menyusun dan membuat sistem pengendalian keuangan yang sesuai.
Accounting Standards (Standar Akuntansi)
Sistem akuntansi keuangan yang dipakai harus sesuai
dengan prinsip-prinsip dan standar aturan akuntansi yang berlaku. agar laporan
keuangan yang dihasilkan bisa dengan mudah dipahami dan dimengerti oleh semua
pihak pihak yang berkepentingan.
Konsep Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan adalah manajemen mengenai fungsi
keuangan, dan fungsi manajemen keuangan
merupakan bagaimana mempergunakan serta menempatkan dana yang ada. fungsi
fungsi yang ada dalam perusahaan harusnya dilaksanakan dengan baik mengingat fungsi
fungsi yang ada saling berkaitan satu sama lain.
Seperti telah dibahas diatas, Manajemen keuangan memiliki tiga kegiatan yang utama
Seperti telah dibahas diatas, Manajemen keuangan memiliki tiga kegiatan yang utama
- Perolehan Dana, merupakan aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh sumber dana, ntah itu berasal dari internal perusahaan ataupun bersumber dari eksternal perusahaan
- Penggunaan Dana, suatu aktivitas menggunakan atau menginvestasikan dana yang ada pada berbagai bentuk aset
- Pengelolaan Aset (Aktiva), aktivitas ini adalah kegiatan yang dilakukan setelah dana telah didapat dan telah diinvestasikan atau dialokasikan kedalam bentuk aset (atkiva), dana harus dikelola secara efektif dan efisien.
Jadi, dengan aktivitas aktivitas
diatas tersebut, dengan kata lain fungsi pengambilan keputusan manajemen
keuangan adalah keputusan mengenai pendanaan, investasi dan manajemen aset
(aktiva)
Tujuan Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan bertujuan
memaksimalkan nilai dari perusahaan. manajemen harus bisa menekan perputaran
uang yang bisa menghindarkan dari aktivitas yang tidak diinginknan. perlu
diingat, tujuan utama dari suatu perusahaan adalah untuk memaksimalkan atau
menambah kesejahteraan para pemilik perusahaan. saham yang beredar adalah bukti
kepemilikan, kesejahteraan para pemilik direfleksikan dari harga pasar
perusahaan itu, harga perusahaan tersebut adalah buah dari keputusan manajemen
mengenai keputusan untuk investasi, keputusan dalam pendanaan serta
aktivitasnya dalam memanage aktiva, keputusan keputusan tersebut akan berdampak
pada harga saham para pemilik perusahaan.
Fungsi Manajemen Keuangan
Investment Decision (Keputusan Investasi)
Investasi berarti penanaman modal pada aset riil
ataupun aset finansial (surat berharga), keputusan investasi ini adalah suatu
keputusan terhadap aset apa yang nantinya akan dikelola entitas/perusahaan.
keputusan ini yang strategis ini akan berpegnaruh secara langsung terhadap
besar kecilnya rentabilitas investasi serta aliran dana perusaan pada masa
mendatang.
Financing Decision (Fungsi Pendanaan)
Keputusan mengenai pendanaan ialah dengan mempelajari
berbagai sumber dana perusahaan, dalam laporan keuangan berada dalam sisi
pasiva. keputusan ini harus memperhatikan sumber dana dengan biaya seminimal
mungkin dan juga syarat yang bisa menguntungkan baik itu berasal dari internal
perusahaan maupun sumber dana yang berasal dari luar perusahaan (eksternal).
Deviden Decision (Keputusan Deviden)
Dalam fungsi ini, keputusan biasanya menyangkut hal
hal seperti:
·
tingkat stabilitas deviden yang akan dibagikan oleh
manajemen
·
stock devidend, (dividen saham)
·
stock split (pemecahan saham)
·
Penarikan saham yang telah beredar
Sebagai tambahan berikut saya berikan hal hal sedikit mendetail yang dilakukan oleh manajemen keuangan:
- Perencanaan atas Keuangan, manajemen keuangan menyusun rencana pemasukan serta pengeluaraan dana dan juga aktivitas yang lain pada periode tertentu
- Melakukan Penganggaran keuangan perusahaan, ini adalah tindak lanjut atas perencanaan keuangan dengan menyusun lebih detail lagi semua pengeluaran dan pemasukan perusahaan
- Pengelolaan Keuangan perusahaan, dalam hal ini, manajemen keuangan mempergunakan dana yang ada dalam perusahaan untuk memaksimalkannya dengan berbagai cara yang bisa ditempuh
- Pencarian sumber dana, manajemen keuangan berusaha mencari sumber dana perusahaan yang akan digunakan kegiatan operasional perusahaan
- Penyimpanan Keuangan, manajemen keuangan menyimpan untuk mengamankan dana perusahaan yang telah dikumpulkan.
- Pengendalian atas keuangan, manajemen keuangan mengevaluasi dan memperbaiki suatu sistem keuangan yang ada dalam perusahaan yang dirasa belum mumpuni
- Melakukan pemeriksaan keuangan, internal audit atas laporan keuangan perusahaan dilakukan oleh manajemen keuangan untuk memastikan tidak adanya penyimpangan yang merugikan terjadi
- Pelaporan keuangan perusahaan, manajemen keuangan menyediakan informasi keuangan tentang kondisi kekinian keuangan perusahaan yang bisa dijadikan bahan evaluasi nantinya.
Fungsi Manajemen keuangan lainnya jika dikaitkan dengan beberapa hal diatas:
- Pengawasan terhadap biaya
- Penetapan atas kebijakan harga
- Peramalan laba dimasa mendatang
- pengukuran atau penjajakan biaya untuk modal kerja
Baiklah, cukup artikel tentang basic mengenai Manajemen Keuangan
3 Tingkatan Level Manajemen
Tingkatan
Manajemen - Manajer merupakan seseorang yang
bekerja sama dengan orang lain dengan cara mengorganisasikan aktivitas bersama
sama untuk merealisasikan keinginan organisasi. Umumnya manajemen mempunyai
tanggung jawab dan tugas yang sama, yaitu melakukan perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan serta pengendalian. Tetapi jika dilihat dari sisi level atau
tingkatan manajemen bisa dibagi kedalam tiga kelompok sesuai fungsi dan
tugasnya, yaitu:
Tingkatan Manajemen
1. Manajemen Puncak | Top Level of Management
Manajemen Puncak atau Top Level Management
umumnya terdiri atas direksi, CEO (Cheif Executive Officer), GM atau General
Manager atau yang sering pula disebut Presiden Direksi (presdir). Direksi
merupakan perwakilan dar pemilik perusahaan atau Pemegang Saham, mereka dipilih
oleh pemegang saham perusahaan, dan CEO dipilih oleh Dewan Direksi perusahaan.
Ciri ciri dan Peran yang paling utama dari
manajemen puncak adalah sebagai berikut:
- Menentukan rencana, tujuan, serta kebijakan perusahaan atau organisasi
- Bertanggungjawab atas keseluruhan manajemen dibawahnya yang ada pada organisasi
- Memobilisasi sumber daya yang dimiliki perusahaan yang tersedia
- Manajemen puncak umumnya bekerja dari pemikiran, perencanaan lalu memutuskan, maka dari itu manajemen puncak juga sering disebut Otak organisasi atau Administrator
- Mempersiapkan rencana jangka panjang perusahaan
- Manajemen puncak mempunyai wewenang serta tanggung jawab yang maksimal. Manajemen puncak merupakan otoritas tertinggi pada sebuah organisasi, bertanggungjawab secara langsung kepada pemilik perusahaan (Pemegang Saham), Pemerintah maupun ke Masyarakat umum.
- Manajemen puncak memerlukan keterampilan konseptual yang lebih dibandingkan keterampilan secara teknis
2. Manajemen Tingkat Menengah | Middle Level of Management
Manajemen tingkat menengah berada pada
tengah tengah dari hierarki pada sebuah perusahaan atau organisasi. Manajemen
Tingkat Menengah bertanggungjawab atas pelaksanaan rencana yang sudah
ditentukan oleh manajemen puncak.
Manajemen tingkat menengah bisa meliputi
beberapa tingkatan, membawahi dan mengarahkan aktivitas aktivitas manajer
dibawahnya. Manajemen pada tingkat ini memiliki tanggung jawab terhadap segala
aktivitas yang dilakukan oleh tingkatan manajemen yang lebih rendah dan bahkan
terkadang terhadap beberapa karyawan operasionalnya.
Manajemen pada tingkat menengah ini umumnya
terdiri atas Kepala Departemen atau HOD, Manajer Cabang, Junior Executive.
Kepala Departemen semisal Manajer Keuangan, Purchasing Manager dan yang lain lain.
Manajer Cabang contohnya kepala cabang perusahaan atau unit lokal. Junior
Eksekutif contohnya adalah Asisten Manajer Pembelian, Asisten Manajer Keuangan
dan yang lainnya. Manajemen Tingkat Menengah ini dipilih oleh Manajemen Puncak
Tugas dan peran manajemen tingkat menengah
beberapa diantaranya seperti berikut ini:
- Menjalankan perintah, kebijakan, rencana yang telah disusun oleh manajemen puncak
- Memberi saran atau rekomendasi kepada manajemen puncak
- Mengkoordinasikan seluruh aktivitas dari semua departemen yang ada
- Berkomunikasi dengan manajemen puncak dan manajemen tingkat yang lebih rendah posisinya
- Mempersiapkan rencana jangka pendek, umumnya disusun hanya untuk 1 hingga 5 tahun
- Mempunyai keterbatasan tanggung jawab dan wewenang karena manajemen tingkat menengah ini merupakan perantara manajemen puncak dengan manajemen yang lebih rendah.
- Bertanggung jawab secara langsung kepada Dewan Direksi dan CEO perusahaan
- Membutuhkan keterampilan yang lebih manajerial serta teknis dan kurang membutuhkan keterampilan yang sifatnya konseptual
3. Manajemen Lini Pertama (First Line Management)
Manajemen Lini Pertama atau Low Level Management adalah tingkatan manajemen yang paling rendah dalam sebuah organisasi yang memimpin serta melakukan pengawasan terhadap tenaga tenaga operasional pada sebuah perusahaan atau organisasi serta tidak membawahi manajer yang lain.
Manajeemn Lini Pertama ini umumnya terdiri atas mandor dan pengawas yang dipilih oleh manajemen level menengah. Mereka biasanya juga disebut dengan tingkat Supervisor atau pengawas. bahkan mereka pula dikenal sebagai manajemen operasional yang terlibat secara langsung dalam proses produksi dan bertanggung jawab untuk menyelesaikan rencana rencana yang sudah ditentukan oleh manajemen yang lebih tinggi.
Manajemen tingkat yang paling bawah ini melaksanakan beberapa aktivitas seperti berikut ini:
- Mengarahkan karyawan atau pekerja
- Mengembangkan moral kepada para karyawan
- Menjaga hubungan yang baik antara manajemen tingkat menengah dan para pekerja
- Menginformasikan keputusan yang diambil oleh manajemen kepada para karyawan atau pekerja, selain itu manajemen tingkat pertama ini memberi informasi mengenai kinerja, hambatan atau kesulitan, perasaan, tuntutan ataupun hal lainnya dari para karyawan atau pekerja
- Manajemen tingkat ini lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengendalikan dan mengarahkan pekerja
- Menyusun rencana harian, mingguan serta bulanan. tidak menyusun rencana jangka panjang
- Mempunyai kewenangan yang terbatasi namun tanggung jawab yang penting untuk mendapatkan pekerjaan yang dijalankan dari pekerja. Manajemen lini pertama ini dengan teratur harus memberi laporan dan bertanggung jawab secara langsung kepada manajemen level menengah
- Manajemen lini pertama ini juga membutuhkan keterampilan yang bersifat lebih teknikal dan kemampuan dalam berkomunikasi.
Keahlian Manajemen
Manajemen dalam tingkatan atau level
manapun harus mempunyai kemampuan untuk berhasil, juga termasuk kemampuan
bekerja bersama sama didalam sebuah tim, kemampuan menyusun perencanaan dan
pelaksanaan rencana jangka panjang, berani menghadapi dan mengambil resiko
serta keahlian interpersonal.
Umumnya, secara mendasar keahlian manajemen
bisa dikelompokkan menjadi tiga, seperti berikut:
1. Keahlian Teknis | Technical Skill
Keahlian teknis adalah kemampuan manajemen
untuk mempergunakan prosedur, teknik serta pengetahuan pada bidang khusus.
Keahlian teknis ini sangat diperlukan oleh seorang manajer di lini pertama atau
manajer yang berada pada tingkatan terendah karena manajer dilini ini seringkali
terlibat secara langsung dengan para pekerja yang menjalankan atau
mengoperasikan mesin, salesman atau bahkan programer yang memerlukan pengarahan
untuk menyelesaikan tugas tugas mereka yang kompleks
2. Keahlian Interpersonal |
Interpersonal Skill
Keahlian interpersonal maksudnya adalah
keahlian untuk bekerja secara bersama sama, memahami serta memotivasi orang
lain secara individu atau didalam kelompok. Semisal kemampuan dalam
berkomunikasi, memimpin, memberikan motivasi kerja kepada para karyawan untuk
menyelesaikan tugas tugas yang ada. Selain itu mereka harus rajin berinteraksi
dengan para atasan ataupun orang lain yang berada diluar wilayah kerja mereka
3. Keahlian Konseptual | Conseptual
Skill
Keahlian konseptual merupakan kemampuan
dalam mengkoordinir dan mengintegrasikan seluruh kepentingan kepentingan serta
kegiatan organisasi. Keahlian ini sangat penting untuk manajemen puncak.
Kemampuan skill seorang manajer dalam usahanya untuk naik ke level yang lebih
tinggi lagi tergantung kepada kemampuannya dalam memahami peran kerja
departemen yang lain semisal keuangan, personalia, produksi, marketing dan yang
lainnya
Keahlian Tambahan
1. Keahlian Diagnosis
Seorang manajer harusnya mampu untuk menganalisa sebuah masalah yang ada pada organisasi serta mengembangkan solusinya. Jika manajer tidak mampun untuk mengdiagnosis sebuah masalah, maka bisa saja manajer tersebut bukanlah manajer yang berprestasi yang bisa diandalkan untuk naik ke jenjang level yang lebih tinggi
2. Keahlian Komunikasi
Manajer harus bisa menyalurkan sebuah ide dan menginformasi kepada yang lain. Bukan hanya itu seorang manajer juga bisa menerima sebuah ide dan informasi dari orang lain secara baik sehingga nantinya manajer bisa mengkoordinasikan pekerjaan pada rekan rekan kerja satu timnya. Tanpa ilmu kemampuan komunikasi yang bagus, manajer akan kesulitan dalam menghidupkan kerja sama tim.
3. Keahlian Manajemen Waktu
Manajemen waktu wajib dikuasai oleh seorang manajer yang handal, manajemen harus mampu memprioritaskan pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang lainnya. membagi pekerjaan dan bekerja secara efektif dan efisien sehingga pekerjaan bisa dengan cepat terselesaikan