Selasa, 29 April 2014

BAGAIMANA MENJADI PIMPINAN YANG VISIONER?

Bagaimana Menjadi Pimpinan yang visioner?
Oleh Sutarmo


Manajer adalah seseorang yang mempunyai wewenang untuk memerintah orang lain. Atau, seseorang yang di dalam menjalankan pekerjaanya, untuk mencapi tujuan yang telah ditetapkan, menggunakan bantuan orang lain.
Pendekatan
1. Traits ( Sifat, perangai) atau kualitas yang diperlukan seseorang untuk menjadi pimpinan
2. Behavior ( perilaku) yang diperlukan untuk menjadi pemimpin yang efektif
Kedua pendekeatan ini berasumsi bahwa apabila seseorang mempunyai karakteristik atau kelitas dan perilaku ttt, akan menjadi seorang pemimpin dalam situasi apapun ia ditempatkan Contingency, yang mendasarkan atas faktor-faktor situasional, untuk menentukan gaya kepemimpinan yang efektif Tugas Pemimpin
Berkewajiban untuk mencapai tujuan organisasi dan memberikan perhatian terhadap kebutuhan para karyawan di bawahnya
R.L. Khan :
1. Memberikan kepuasan thp kebutuhan langsung para bawahannya
2. Menyusun “jalur “ pencapaian tujuan
3. Menghilangkan hambatan-hambatan pencapaian tujuan
4. Mengubah tujuan karyawan shg tujuan mereka bisa berguna secara organisatoris
Robert c. Miljus pemimpin bertanggung jawab :
1. Menentukan tujuan pelaksanaan kerja yang realistis ( kuantitas, kualitas, keamanan dsb)
2. Melengkapi para karyawan dengan sumberdana-sumberdana yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya
3. Mengkomunikasikan kepada para karyawan ttg apa yang diharapkan dari mereka
4. Memberikan susunan hadiah yang sepadan untuk mendorong prestasi
5. Mendelegasikan wewenang apabila diperlukan dan mengundang partisipasi apabila memungkinkan
6. Menghilangkan hambatan untuk pelaksanaan pekerjaan yang efektif
7. Menilai pelaksanaan pekerjaan dan mengkomunikasikan hasilnya
8. Menunjukan perhatian kepada para karyawan
WEWENANG KEPEMIMPINAN
Wewenang adalah hak untuk bertindak atau mempengaruhi tingkah laku orang yang dipimpinnya.
Dari Mana Wewenang ?
1. Dari Atasan : seseorang yang diberi wewenang untuk memerintah dari atasannya, cara ini biasa disebut top down authority.
2. Bottom up authority : pimpinan dipilih ( diterima) oleh mereka yang menjadi bawahannya
Mana yang terbaik ?
KRETERIA MEMILIH PEMIMPIN
1. Keinginan untuk menerima tanggung jawab
Kemampuan untuk bisa perceptive ( persepsi ) : kemampuan untuk mengamati atau menemukan kenyataan dari suatu lingkungan. SWOT diri dan lingkungannya . Kemempuan untuk bersikap obyektif
Obyektivitas adalah kemampuan untuk melihat suatu peristiwa atau masalah secara rasional, impersonal, dan tidak bias. Obyektivitas merupakan perluasan dari kemampuan perseptive. Perceptivitas menimbulkan kepekaan terhadap fakta, kajadian dan kenyataan-kenyataan yang lain, maka obyektivitas membantu pimpinan untuk meminimumkan faktor-faktor emosional dan pribadi yang mungkin mengaburkan realitas
4. Kemampuan untuk menentukan prioritas
Memilih mana yang penting, dan mana yang tidak
5. Kemampuan untuk berkomunikasi
Kemampuan untuk memberi dan menerima informasi.
STUDI TENTANG KEPEMIMPINAN
1. Studi Sifat-sifat pemimpin : berpandangan bahwa pempinan itu dilahirkan, dan bukannya dibuat.
Menggunakan dua pendekatan:
a. Membandingkan sifat-sifat pemimpin dan yang bukan pemimpin
b. Membandingkan sifat-fisat pemimpin efektif dan yang tidak efektif
Kesimpulannya : pemimpin mempunyai ciri-ciri agak lebih jangkung, cerdas, lebih extrovert, lebih percaya diri. Bagaimana? Napoleon ( pendek) dan Lincoln (pemurung dan introvert) bisa menjadi pemimpin yang disegani Studi Perilaku Pemimpin/Gaya kepemimpinan(style of leadership)
Mencoba meneliti tentang apa yang dilakukan oleh pemimpin yang efektif, bagaimana mendelegasikan tugas, bagaimana mereka berkomunikasi dan memotivisir bawahan. Kesamaannya dengan studi kualitas, yaitu menganggap bahwa ada suatu cara terbaik untuk memimpin. Bedanya, studi perilaku pemimpin merupakan sesuatu yang bisa dipelajari.
Gaya kepemimpinan? Pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai suatu tujuan tt.
Pembagian menurut Harris, yaitu The autocratic leader, the participative leader dan the free-rein leader a. The autocratic leader ( pemimpin otokratik)
Yaitu menganggap bahwa semua kewajiban untuk mengambil keputusan, untuk menjalankan tindakan, dan untuk mengarahkan, memberi motivasi dan mengawasi bawahannya terpusat ditangannya.
b. The Participative Leader
Yaitu menjalankan kemepimpinannya dengan konsultasi. Bawahan akan didorong untuk meningkatkan kemampuan mengendalikan diri dan menerima tanggung jawab yang lebih besar. Tapi manajer tidak mendelegasikan wewenangnya.
c. The Free Rein Leader
Yaitu, pemimpin mendelegasikan wewenangnya untuk mengambil
Mengambil keputusan kepada para bawahan dengan agak lengkap. Prinsipnya, pemimpin akan mengatakan “ Inilah pekerjaan yang harus saudara lakukan,. Saya tidak peduli bagaimana cara mengerjakannya, asalkan pekerjaan tsb bisa diselesaikan dengan baik.
Pembagian menurut J. Reddin dengan “Reddin 3 D theory” yaitu apabila seorang pemimpin berorientasi pada tugas ( task) yang diberikan ataukah pada manusia yang mengerjakannya.
Bagian I, memisahkan/tidak memperhatikan baik pelaksanaan tugas, maupun orang yang melaksanakannya
Bagian II, lebih memperhatikan pelaksanaan tugas, dan sedikit perhatian pada orang yang melaksanakannya
Bagian III, sangat memperhatikan orang yang melaksanakannya dan sedikit perhatian pada pelaksanaan tugasnya
Bagian IV, sangat memperhtikan, baik pada pelaksanaan tugas maupun orang yang melaksanakannya.
Reddin 3 D styles
1 – I Deserter
1 - E Bureaucrat
2 – I Autokrat
2 - E Benevolent Autocrat
3 - I Missionary I E
3 - E Developer o 3 4
4 - I Compromiser p E I
4 - E Executive M E E

1 2
I I
Orientasi pd tugas
MEMILIH GAYA KEPEMIMPINAN
Pilih mana ?
Memilih gaya yang cocok dengan memperhatikan berbagai faktor, seperti organisasi, manajer, bawahan dan situasi penugasan. Ini disebut dengan pendekatan continegncy
Macam Motivasi Positif
1. Penghargaan thp pekerjaan yang dilakukan
kebanyakan manusia senang menerima pengakuan terhadap pekerjaan yang diselesaikan dengan baik
2. Informasi
Latar belakang atau alasan suatu tindakan
3. Pemberian perhatian yang tulus kepada karyawan sebagai seorang individu
Suatu perhatian yang diberikan dapat menimbulkan akibat yang berbeda-beda ( konsep “individual differences”), sebab itu jangan berlebihan
4. Persaingan
Umumnya seiap orang senang bersaing secara jujur. Manajer dapat memberikan hadiah untuk pemenang
5. Partisipasi
Macam Motivasi Positif
5. Partisipasi
“ democratic management atau consultative supervision “. Partisipasi ini membawa manfaat, seperti bisa dibuatnya keputusan yang lebih baik, karena banyaknya sumbangan pikiran, adanya penerimaan yang lebih besar terhadap perintah yang diberkan dan adanya perasaan diperlukan ( feeling of importance )
6. Kebanggaan
memberikan tantangan yang wajar, keberhasilan mengalahkan tantangan akan memberikan kebanggaan .
7. Uang
Penggunaan uang sebagai alat motivasi terutama berguna untuk memuaskan kebutuhan yang bersifat pisiologis.











Bagaimana mengatasi konflik?

Oleh Sutarmo

Mengapa terjadi konflik? Adanya perbedaan interest antara karyawan dan pemilik perusahaan. Karyawan menghendaki bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dari pekerjaan tsb dengan gaji yang besar, sementara pemilik menghendaki untuk mengembangkan perusahaan

PENDAPAT TTG KONFLIK
1. Pandangan Tradisional : konflik merupakan hal yang tidak diinginkan dan berbahaya bagi perusahaan. Konflik menurut pandangan ini disebabkan ada sesuatu yang salah dalam organisasi sehingga perlu dibetulkan,
2. Pandangan Perilaku
Berpandangan bahwa konflik merupakan suatu peristiwa yang sering terjadi dalam kehidupan organisasi. Konflik bisa memberikan manfaat ( fungsional), dan juga bisa merugikan ( tidak fungsional), namun konflik pada umumnya merugikan organisasi.
3. Pandangan Interaksi
Berpendapat bahwa konflik dalam organisasi merupakan hal yang tak terhindarkan dan bahkan diperlukan bagaimanapun organisasi dirancang dan bekerja.
Meskipun konflik sering merugikan, tetapi tidak bisa diingkari bahwa konflik sering pula membuat organisasi bisa beroperasi dengan lebih efektif.
Apa bedannya dengan pandangan perilaku? Dalam perilaku, konflik sedapat mungkin dihilangkan apabila timbul, sedang dalam pandangan interaksi konflik bukanlah merupakan hal yang harus ditekan, atau meneger harus menghilangkan semua konflik, tetapi lebih ditekankan pada pengelolaan konflik tsb. Dicoba diminimumkan aspek-asepk yang merukgikan dan memaksimumkan aspek-aspek yang menguntungkan.
KONFLIK ANTARA KELOMPOK KELOMPOK DALAM ORGANSIASI
Apa itu konflik? Adalah ketidaksetujuan antara dua atau
atau lebih anggota organisasi atau kelompok-kelompok dalam organisasi yang timbul karena mereka harus menggunakan sumberdaya yang langka scara bersama-sama, atau menjalankan kegiatan bersama-sama, dan atau karena mereka mempunyai status, tujuan, nilai-nilai dan persepsi yang berbeda.
Apa beda persaingan dan konflik? Dalam persaingan dua pihak tidak bisa mencapai tujuan secara serentak, dan juga mereka tidak bisa saling mengganggu. Dalam konflik bisa mencapai tujuan bersama.
KONFLIK FUNGSIONAL DAN TIDAK FUNGSIONAL
Fungsional karena (1) menemukan cara yang lebih efisien dalam menggunakan dana(2) cara menghemat biaya(3) meningkatkan prestasi masing-masing devisi.
Akibat konflik
Hubungan kerja sama antar kepala devisi rusak .
Konflik menjadi sangat merusak apabila konflik tidak terkendali.
Akibat konflik secara umum :
1. Timbulnya kekompakan di antara anggota-anggota yang mempunyai konflik dengan kelompok yang lain
2. Munculnya para pimpinan dari kelompok-kelompok yang saling konflik
3. Ada gangguan thp persepsi para anggota organisasi yang mengalami konflik
Perbedaan antar kelompok yang mengalami konflik nampak lebih besar daripada yang sebenarnya, sedangkan perbedaan pendapat antar infividu dalam masing-masing kelompok nampak mengecil daripada yang sebenarnya
5. Terpilihnya “wakil-wakil” yang kuat dari piahak-pihak yang mengalami konflik
6. Timbulnya ketidak mampuan untuk berpikir dan menganalisa persoalan secara jernih.
SEBAB TIMBULNYA KONFLIK
1. Berbagai sumber daya yang langka
2. Perbedaan tujuan
3. Saling ketergantungan dalam menjalankan pekerjaan
4. Perbedaan dalam nilai atau persepsi
5. Sebab lain, gaya seseorang dalam bekerja, miskomunikasi dll
METODE-METODE UNTUK MENANGANI KONFLIK
1. Mengurangi konflik. Cara yang efektif adalah dengan (a) mendinginkan persoalan terlebih dulu ( cooling things down), cara ini sebenarnya belum menyentuh persoalan;(b) membuat “ musuh bersama” shg para anggota dalam kelompok itu bersatu untuk menghadapi musuh tsb. Cara ini sebenarnya juga hanya mengalihkan perhatian dari para anggota kelompok.
2. Penyelesaian Konflik. Caranya mendominir atau menekan ( ada pemenang dan ada yang kalah), berkompromi( menemukan dasar yang di tengah, cara ini hanya untuk menyenangkan kedua pihak yang bertentangan) dan penyelesaian masalah secara integratif ( konflik antar kelompok diubah menjadi situasi pemecahan persoalan bersama yang bisa dipecahkan dengan bantuan teknik-teknik pemecahan persoalan, secara organisasi cara ini yang terbaik, tp prakteknya sulit karena kurang adanya kemauan yang sungguh-sungguh dan jujur untuk menyelesaikan persoalan).
KONFLIK ANTARA KARYAWAN DAN MANAJEMEN
Sering terjadi, Cuma cenderung terpendam, karyawan cenderung diam, sehingga perlu ditempung dengan menggalakakan saluran komunikasi ke atas ( upward channels of communicatioan)
Cara menemukan konflik atau sumbernya :
a. Membuat prosedur penyelesaian konflik ( grievance procedure)
b. Obeservasi langsung
c. Kotak saran
d. Politik pintu terbuka
e. Mengangkat konsultan personalia
f. Mengangkat “ ombudsman”, adalah orang yang bertugas membantu “mendengarkan” kesulitan-kesulitan yang ada untuk diberitahukan kepada pimpinan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar