Kamis, 13 November 2014

SEKILAS KARTU SAKTI JOKOWI

REFERENSI KULIAH
KARTU SAKTI JOKOWI ?
1. KARTU INDONESIA SEHAT ( KIS )
2. KARTU INDONESIA PINTAR ( KIP )
3. KARTU KELUARGA SEJAHTERA ( KKS )

KARTU INDONESIA SEHAT ( KIS )
Tujuan : bantuan bidang kesehatan
Sasaran : 88, 1 juta jiwa warga miskin
Katagori penerima :miskin dan rentan miskin, penyandang masalah kesejahteraan sosial ( PMKS ), bayi baru lahir, serta anggota JKN
Pemegang mendapat edukasi pencegahan penyakit
KIS adalah program, BPJS kesehatan sebagai badan pelaksana program


KARTU INDONESIA SEHAT ( KIS )
Nilai bantuan : Premi BPJS Rp 19.225/orang
Sumber dana : Badan penyelenggara Jaminan Sosial ( BPJS ) kesehatan Rp 20 trilliun
Fungsi : sebagai kartu asuransi
Kartu askes, jamkesmas kartu JKN-BPJS Kesehatan, KJS, e-ID tetap berlaku
Penanggung jawab : menteri kesehatan Nila F Moeloek




KARTU INDONESIA PINTAR ( KIP )
TUJUAN : BANTUAN BIDANG PENDIDIKAN
Sasaran : 24 juta anak miskin penerima BSM dan putus sekolah
Fase pertama di 18 provinsi, dg sasaran 152.434 siswa
Mekanisme pencairan : setiap triwulan ke bank atau outlet yang ditunjuk bank mandiri
Nilai : SD rp 450.000/siswa/tahun, SMP Rp 750.000 dan SMA rp 1 juta
KARTU INDONESIA PINTAR ( KIP )
Penyaluran lewat keluarga bukan sekolah, sehingga bisa menjangkau anak putus sekolah
Penanggung jawab : Menteri Budaya dan pendidikan dasar menengah ( menbuddikdas)
Anies Baswedan
»»  READMORE...

Efektivitas dan efisiensi

Efektivitas dan efisiensi

Efektivitas adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Efektifitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Sebagai contoh jika sebuah tugas dapat selesai dengan pemilihan cara-cara yang sudah ditentukan, maka cara tersebut adalah benar atau efektif.
Sedangkan efisiensi adalah penggunaan sumber daya secara minimum guna pencapaian hasil yang optimum. Efisiensi menganggap bahwa tujuan-tujuan yang benar telah ditentukan dan berusaha untuk mencari cara-cara yang paling baik untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Efisiensi hanya dapat dievaluasi dengan penilaian-penilaian relatif, membandingkan antara masukan dan keluaran yang diterima. Sebagai contoh untuk menyelesaikan sebuah tugas, cara A membutuhkan waktu 1 jam sedang cara B membutuhkan waktu 2 jam, maka cara A lebih efisien dari cara B. Dengan kata lain tugas tersebut dapat selesai menggunakan cara dengan benar atau efisiensi.
Efektifitas adalah melakukan tugas yang benar sedangkan efisiensi adalah melakukan tugas dengan benar. Penyelesaian yang efektif belum tentu efisien begitu juga sebaliknya. Yang efektif bisa saja membutuhkan sumber daya yang sangat besar sedangkan yang efisien barangkali memakan waktu yang lama. Sehingga sebisa mungkin efektivitas dan efisiensi bisa mencapai tingkat optimum untuk kedua-duanya.
»»  READMORE...

Rabu, 12 November 2014

Hubungan Ekonomi dan Kesehatan

BAB II
HUBUNGAN ANTARA EKONOMI DAN KESEHATAN

A. Keterkaitan
Terdapat kaitan yang sangat siginifikan dan tidak dapat dipisahkan antara ekonomi dan kesehatan. Bidang ekonomi akan mendukung keberhasilan kesehatan, dalam hal ini menyediakan sarana dan prasarana yang mutlak dibutuhkan bagi kemajuan bidang kesehatan. Apabila pendapatan baik negara maupun keluarga meningkat karena keberhasilan pembangunan bidang ekonomi maka akan dapat menyediakan dana yang cukup untuk membangun fasilitas kesehatan serta meningkatkan kemampuan membeli pelayanan kesehatan.
Sebaliknya, keberhasilan pembangunan bidang kesehatan akan mendukung keberhasilan ekonomi karena adanya kenaikan produktivitas penduduk. Seperti diketahui, keberhasilan bidang kesehatan akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas penduduk itu sendiri.

B. Masalah
Di bawah ini diketengahkan empat masalah pokok yang dihadapi dalam bidang pembangunan ekonomi dan kesehatan.
1. Kemiskinan
»»  READMORE...

Batasan Konsepsual Ekonomi Kesehatan

EKONOMI KESEHATAN
SUTARMO FKM UNIVET BANTARA SUKOHARJO


I. PENDAHULUAN
A.Batasan Konsepsual

Ilmu ekonomi atau ekonomika didefinisikan sebagai ilmu tentang usaha manusia dalam memenuhi kebutuhannya dengan alat-alat pemuas kebutuhan yang langka adanya. Samuelson ( 1976) mendifinisikan ilmu ekonomi sebagai suatu studi tentang bagaimana manusia dan masyarakat melakukan pilihan dengan atau tanpa menggunakan sarana uang untuk memanfaatkan sumberdaya yang langka dalam menghasilkan berbagai barang dan jasa dan mendistribusikan diantara mereka bagi keperluan konsumsi, pada saat ini atau di masa mendatang, diantara berbagai manusia dan keompok yang ada di masyarakat.
Timbulnya ilmu ekonomi disebabkan, kebutuhan manusia ( baik sebagai konsumen maupun produksen ) yang tidak terbatas sedangkan sarana untuk memenuhinya tidak cukup tersedia. Karena sarana yang sifatnya langka itulah maka manusia dalam memenuhi kebutuhannya harus melakukan pilihan ( chois ). Inilah sebabnya, ada ahli ekonomi yang merumuskan secara sederhana bahwa ilmu ekonomi pada dasarnya adalah ilmu memilih untuk mengalokasikan sumber daya yang terbatas guna memperoleh benefit yang sebesar-besarnya.

B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup ilmu ekonomi biasanya digolongkan menjadi dua golongan yaitu :
1. Ekonomi positif yaitu menguraikan teori dan kejadian ekonomi secara apa adanya
2. Ekonomi Normatif yaitu menguraikan teori dan kejadian ekonomi dalam kerangka normatif ( aspek nilai, etika ).
Sebagian besar ilmu-ilmu ekonomi yang bersifat terapan, bersifat normatif seperti Ekonomi Pembangunan, Ekonomi Pedesaan, Ekonomi Sumber Daya Alam, Ekonomi Sumber Daya Manusia, dan Ekonomi Kesehatan . Cara penggambaran ilmu-ilmu ekonomi ini biasanya dengan grafik, model matematis, dan statistik.
Ilmu ( studi ) merupakan suatu bentuk pengetahuan yang sistematis yang disusun dengan berbagai upaya secara sadar. Usaha yang secara sadar ini membentuk sikap mental atau metode analisis dalam menguji generalisasi atau pertanyaan-pertanyaan tertentu. Sehingga ilmu akhirnya akan menghasilkan teori, dalil, definisi, hipotesis dan ramalan.

C. Pilihan ( Chois )
Sudah diungkapkan di depan, bahwa ilmu ekonomi hakekatnya ilmu memilih. Hal ini disebabkan adanya kebutuhan yang tidak terbatas sementara sumber daya terbatas. Kebutuhan ( needs ) yang dibahas dalam ilmu ekonomi hanyalah kebutuhan yang bersifat ekonomi dan bukan kebutuhan non ekonomi. Sifat-sifat kebutuhan ekonomi adalah :
1. Berbeda antara satu orang dengan yang lain
2. Tidak sama sepanjang waktu
3. Berkembang baik kuantitas maupun kualitasnya
4. Dapat saling melengkapi atau saling bertentangan
Kebutuhan manusia yang tidak terbatas itu, juga dapat dilihat dari jenis kebutuhannya seperti kebutuhan primer-sekender, kebutuhan jasmani-rokhani, kebutuhan masa sekarang dan masa yang akan datang. Kebutuhan-kebutuhan ini harus dipenuhi dengan berbagai cara. Cara yang dipergunakan dengan menggunakan atau mengkonsumsi barang-barang privat-publik, barang produksi-konsumsi, barang substitusi atau saling mengganti dan barang komplementer ( saling melengkapi ), barang kongkrit dan barang abstrak ( jasa ).
Sumber Daya yang langka atau terbatas dan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan manusia di atas antara lain :
1. Sumber Daya Alam ( natural resources )
2. Sumber Daya Manusia (human resources )
3. Sumber Daya Modal ( capital resources )
4. Kewiraswastaan ( entrepreneurship )
5. Teknologi dan menejemen
Berbagai sumber daya ini dimanfaatkan/diproduksikan dengan berbagai alternatif dan untuk mendapatkannya diperlukan biaya ( pengorbanan ). Atas dasar kenyataan ini kemudian timbul konsep biaya kesempatan ( opportunity Cost ) yaitu biaya yang harus dibayar karena memanfaatkan sumber daya yang ada untuk suatu hal dan bukan untuk hal yang lain. Pengorbanan ini dalam ilmu ekonomi harus dicari pengorbanan yang terkecil. Hasil pemanfaatan Sumber Daya untuk memproduksi barang/jasa selanjutnya harus didistribusikan agar sampai ke konsumen sehingga melahirkan biaya distribusi.

D. Tujuan, Masalah dan Sistem Ekonomi
Hakekat tujuan ekonomi baik bagi individu maupun masyarakat ( negara ) yaitu agar individu ( masyarakat/negara ) dapat menjadi makmur terpenuhi kebutuhan ekonominya dan bukan kebutuhan yang non ekonomi. Tujuan itu, misalnya dirumuskan menjadi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang cepat dan tinggi, harga-harga stabil, pengangguran dapat diatasi, adanya keadilan dalam distribusi dan sebagainya.
Sedangkan masalah-masalah pokok ekonomi meliputi :
1. Barang dan jasa apa yang harus diproduksi dan berapa banyaknya ?
2. Bagaimana cara memproduksinya ?
3. Untuk siapakah barang dan jasa dibuat ?
4. Bagaimana caranya agar sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan ?
5. Mengapa terjadi masalah kenaikan harga ? dan seterusnya
Upaya untuk mencapai tujuan dan menanggulangi masalah ekonomi tersebut, tergantung dari sistem ekonomi yang dianut. Yang dimaksud sistem ekonomi adalah hubungan atau keterkaitan antara komponen ( unsur ) ekonomi dalam kerangka hukum, adat/budaya dan politik yang mengatur bagaimana komponen-komponen tersebut melakukan aktivitasnya menuju cita-cita atau tujuan yang ditetapkan.
Di dunia ini, banyak sekali sistem ekonomi yang dijalankan, namun dapat digolongkan menjadi tiga :
1. Sistem Ekonomi Kapitalis ciri-cirinya :
2. Mengandalkan Laissez faire ( kebebasan ) dan persaingan
3. Swasta bebas melakukan produksi, konsumsi dan distribusi
4. Pemilikan alat produksi dan sumber daya oleh swasta
5. Harga ditetapkan oleh mekanisme pasar
6. Peran negara sebagai penguasa sangat kecil
7. Tujuan mencari laba atau keuntungan setinggi-tingginya
8. Sering disebut sebagai sistem ekonomi ekstrim kanan




1. Sistem Ekonomi Terencana/Terpusat/Komunis
1) Pemilikan sumber daya/alat produksi oleh negara, swasta dan masyarakat tidak berhak memilikinya
2) Pengambilan keputusan mengenai masalah-masalah ekonomi oleh negara
3) Mekanisme pasar diganti dengan perencanaan terpusat oleh negara
4) Sering kali disebut sistem ekonomi ekstrim kiri

2. Sistem Ekonomi Campuran/Sosialis Demokrasi
1) Perpaduan antara sistem ekonomi kapitalis dan komunis, yang membedakan adalah derajat dominasi antara dua sistem tersebut, dan hal tersebut dipengaruhi oleh sistem nilai dan falsafah bangsa
2) Pemilikan negara berdampingan dengan kepemilikan swasta, tetapi dalam hal tertentu negara bisa monopoli karena untuk kepentingan rakyat
3) Mekanisme pasar diimbangi dengan perencanaan dari negara lewat aturan-aturan untuk memperlancar produksi, distribusi dan konsumsi
4) Inisiatif dan kreativitas ekonomi dari swasta/masyarakat dikembangkan dan negara memberikan motivasi, bimbingan dan pengawasan

II. EKONOMI KESEHATAN

1. Batasan Konseptual
Ekonomi Kesehatan adalah disiplin ilmu ekonomi yang diterapkan kepada topik-topik kesehatan ( Prijono Tjiptoherijanto dan Budhi Soesetyo, 1994)). Klarman mendefinisikan Ekonmi Kesehatan merupakan aplikasi ilmu ekonomi dalam bidang kesehatan. Secara rinci WHO mendefinisikan bahwa ekonomi kesehatan adalah penggunaan ilmu ekonomi untuk kuantifikasi sumberdaya yang digunakan untuk penggunaan sumberdaya tersebut untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, serta kuantifikasi dampak upaya-upaya preventif, kuratif, dan rehabilitatif terhadap produktifitas individu maupun produktifitas nasional.
Berdasarkan definisi- definisi di atas, maka sebenarnya ekonomi kesehatan merupakan penggabungan dua ilmu yang sudah “ mapan “ yaitu ilmu ekonomi dan ilmu kesehatan khususnya kesehatan masyarakat. Secara garis besar, ilmu ekonomi telah dibahas di awal tulisan ini. Selanjutnya di bawah ini, akan dikemukakan ilmu kesehatan masyarakat.
Dalam leteratur-literatur ilmu kesehatan, disebutkan secara klasik batasan ilmu kesehatan masyarakat yang dikemukakan oleh Winslow ( Indan Entjang,1997 ) yaitu merupakan ilmu dan seni yang bertujuan untuk :
1. Pencegahan penyakit,
2. Memerpanjang hidup,
3. Meningkatkan derajat kesehatan dan efisiensi
Dengan jalan menimbulkan, menyatukan, menyalurkan, mengkoordinir usaha-usaha di dalam masyarakat ke arah terlaksananya usaha-usaha :
1. Memperbaiki kesehatan lingkungan
2. Pencegahan dan pemberantasan penyakit
3. Pendidikan kesehatan bagi masyarakat
4. Pengorganisasian elayanan kesehatan
5. Pengembangan organisasi sosial untuk menjamin standar hidup yang sehat
Sehingga setia warga negara memperoleh haknya menikmati hidup sehat dan umur panjang.

B. Tujuan dan Bidang Garapan
Tujuan akhir dari ilmu ekonomi kesehatan adalah tercapainya keadaan sehat yang optimal. WHO merumuskan keadaan sehat sebagai keadaan yang bukan hanya bebas dari penyakit, akan tetapi juga sehat secara mental dan sosial yang menjamin agar setiap individu dapat menikmati hidup secara produktif.
Sedangkan garapan ilmu kesehatan masyarakat, tentu saja adalah tentang keadaan kesehatan masyarakat itu sendiri serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dengan mengetahui keadaan kesehatan masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, maka ilmu kesehatan masyarakat akan dapat menentukan, merencanakan dan melaksanakan intervensi strategis dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Menurut Blum ( 1974 ), terdapat empat faktor yang mempengaruhi keadaan kesehatan yaitu faktor lingkungan, perilaku kesehatan, pelayanan kesehatan dan keturunan. Dalam skema di bawah, keadaan kesehatan yang merupkan fokus ilmu kesehatan digambarkan dengan ukuran morbiditas, mortalitas dan status gizi masyarakat.


Skema Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Keadaan Kesehatan :



Penduduk



Genetik


Ling Kes
-Fisik Morbiditas Upaya Kesehatan
-Biologik Mortalitas - Input
-Ekonomi Gizi - Proses
-Sosbud - Out put





Perilaku
Kesehatan











Berdasarkan skema di atas, faktor lingkungan mempunyai pengaruh terbesar terhadap status kesehatan, dalam hal ini termasuk tanah, bahan kimia, lingkungan biologis seperti faktor penyakit dan sosial. Ke dua faktor perilaku meliputi perilaku masyarakat memelihara kesehatannya, mulai dari perilaku promotif, preventif dan perilaku mencari pengobatan apabila jatuh sakit.
Sedangkan faktor ke tiga adalah pelayanan kesehatan. Termasuk dalam faktor pelayanan kesehatan yaitu pelayanan promotif, preventif, pelayanan kuratif dan pelayanan rehabilitatif. Di sini perlu dibedakan antara pelayanan kesehatan ( health services ) dengan upaya kesehatan ( health care ). Upaya kesehatan mengandung pengertian yang lebih luas, meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Sedangkan pelayanan kesehatan mengandung pengertian yang lebih sempit, yang biasanya lebih bersifat pelayanan pengobatan dan pelayanan pencegahan terbatas, misalnya immunisasi, antenatal care dll. Ke empat adalah faktor keturunan atau genetik, yang peranannya paling kecil dalam penentuan keadaan kesehatan, seperti diabetes dan seterusnya.
Mencermati faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan kesehatan di atas, maka dapat disimpulkan rincian bidang garapan ( ontologi ) ilmu kesehatan masyarakat sebagai berikut :
1. Epidemology yaitu cabang imu kesehatan masyarakat yang melakukan pengukuran derajat kesehatan masyarakat/penduduk menurut tempat dan waktu.
2. Kesehatan Lingkungan yaitu cabang ilmu kesehatan masyarakat yang bidang garapannya meliputi masalah-masalah lingkungan
3. Perilaku dan Pendidikan kesehatan adalah cabang ilmu kesehatan masyarakat yang menggarap faktor-faktor perilaku
4. Administrasi Kesehatan Masyarakat adalah cabang ilmu kesehatan masyarakat yang menggarap masalah perencanaan, mengelola dan mengevaluasi berbagai pelayanan dan program kesehatan
5. Demografi adalah cabang ilmu kesehatan masyarakat yang menggarap dinamika kependudukan






1. Isu-Isu Pokok Dalam Ekonomi Kesehatan
Setidaknya terdapat empat isu pokok yang ada dalam ekonomi kesehatan yaitu :
1) Mobilisasi sumber daya
Upaya memobilisasi sumber daya yang terbatas dalam bidang kesehatan yang kita hadapi dewasa ini menjadi tantangan Ekonomi kesehatan, misalnya bagaimana meningkatkan anggaran pemerintah untuk kesehatan, bagaimana memobilisasi sumber dana di masyarakat lewat upaya pengembangan Askes dan penyesuaian tarif yankes dan sebagainya.
2) Alokasi sumber daya
Seperti telah disebutkan di depan, bahwa ilmu ekonomi sebenarnya merupakan ilmu untuk pilih memilih ( choices ) diantara sumber daya agar diperoleh hasil yang optimal. Dewasa ini, alokasi anggaran kesehatan lebih banyak tercurah pada program kuratif. Ke depan seiring proses pergeseran paradigma baru kesehatan, alokasi ini akan bergeser ke arah program yang mengutamakan upaya preventif dan promotif. Juga alokasi anggaran untuk biaya operasional, gaji, obat dan bahan dan seterusnya, merupakan tantangan dari ekonomi kesehatan.

3) Efesiensi dan efektifitas
Di tengah keterbatasan sumber daya di bidang kesehatan, maka sumbangan ekonomi kesehatan sangat diperlukan. Misalnya dalam aspek efisiensi ( daya guna ) dan efektivitas ( hasil guna ) dari program/proyek kesehatan melalui analisa Cost Benefit Analysis ( CBA ) dan Cost Effectiveness Analysis ( CEA). Dalam hal ini, ekonomi kesehatan membantu dan mengkaji perbandingan biaya dengan manfaat atau biaya dengan hasil dari alternatif yang kita pilih.




4) Mekanisme pasar dan meningkatnya peran swasta di kesehatan
Ekonomi kesehatan harus dapat membantu memberikan solusi terbaik dan menguntungkan semua pihak adanya peningkatan peran swasta dalam dunia kesehatan. Apakah mekanisme pasar harus diterapkan dalam dunia Yankes ?


























»»  READMORE...

Selasa, 29 April 2014

BAGAIMANA MENJADI PIMPINAN YANG VISIONER?

Bagaimana Menjadi Pimpinan yang visioner?
Oleh Sutarmo


Manajer adalah seseorang yang mempunyai wewenang untuk memerintah orang lain. Atau, seseorang yang di dalam menjalankan pekerjaanya, untuk mencapi tujuan yang telah ditetapkan, menggunakan bantuan orang lain.
Pendekatan
1. Traits ( Sifat, perangai) atau kualitas yang diperlukan seseorang untuk menjadi pimpinan
2. Behavior ( perilaku) yang diperlukan untuk menjadi pemimpin yang efektif
Kedua pendekeatan ini berasumsi bahwa apabila seseorang mempunyai karakteristik atau kelitas dan perilaku ttt, akan menjadi seorang pemimpin dalam situasi apapun ia ditempatkan Contingency, yang mendasarkan atas faktor-faktor situasional, untuk menentukan gaya kepemimpinan yang efektif Tugas Pemimpin
Berkewajiban untuk mencapai tujuan organisasi dan memberikan perhatian terhadap kebutuhan para karyawan di bawahnya
R.L. Khan :
1. Memberikan kepuasan thp kebutuhan langsung para bawahannya
2. Menyusun “jalur “ pencapaian tujuan
3. Menghilangkan hambatan-hambatan pencapaian tujuan
4. Mengubah tujuan karyawan shg tujuan mereka bisa berguna secara organisatoris
Robert c. Miljus pemimpin bertanggung jawab :
1. Menentukan tujuan pelaksanaan kerja yang realistis ( kuantitas, kualitas, keamanan dsb)
2. Melengkapi para karyawan dengan sumberdana-sumberdana yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya
3. Mengkomunikasikan kepada para karyawan ttg apa yang diharapkan dari mereka
4. Memberikan susunan hadiah yang sepadan untuk mendorong prestasi
5. Mendelegasikan wewenang apabila diperlukan dan mengundang partisipasi apabila memungkinkan
6. Menghilangkan hambatan untuk pelaksanaan pekerjaan yang efektif
7. Menilai pelaksanaan pekerjaan dan mengkomunikasikan hasilnya
8. Menunjukan perhatian kepada para karyawan
WEWENANG KEPEMIMPINAN
Wewenang adalah hak untuk bertindak atau mempengaruhi tingkah laku orang yang dipimpinnya.
Dari Mana Wewenang ?
1. Dari Atasan : seseorang yang diberi wewenang untuk memerintah dari atasannya, cara ini biasa disebut top down authority.
2. Bottom up authority : pimpinan dipilih ( diterima) oleh mereka yang menjadi bawahannya
Mana yang terbaik ?
KRETERIA MEMILIH PEMIMPIN
1. Keinginan untuk menerima tanggung jawab
Kemampuan untuk bisa perceptive ( persepsi ) : kemampuan untuk mengamati atau menemukan kenyataan dari suatu lingkungan. SWOT diri dan lingkungannya . Kemempuan untuk bersikap obyektif
Obyektivitas adalah kemampuan untuk melihat suatu peristiwa atau masalah secara rasional, impersonal, dan tidak bias. Obyektivitas merupakan perluasan dari kemampuan perseptive. Perceptivitas menimbulkan kepekaan terhadap fakta, kajadian dan kenyataan-kenyataan yang lain, maka obyektivitas membantu pimpinan untuk meminimumkan faktor-faktor emosional dan pribadi yang mungkin mengaburkan realitas
4. Kemampuan untuk menentukan prioritas
Memilih mana yang penting, dan mana yang tidak
5. Kemampuan untuk berkomunikasi
Kemampuan untuk memberi dan menerima informasi.
STUDI TENTANG KEPEMIMPINAN
1. Studi Sifat-sifat pemimpin : berpandangan bahwa pempinan itu dilahirkan, dan bukannya dibuat.
Menggunakan dua pendekatan:
a. Membandingkan sifat-sifat pemimpin dan yang bukan pemimpin
b. Membandingkan sifat-fisat pemimpin efektif dan yang tidak efektif
Kesimpulannya : pemimpin mempunyai ciri-ciri agak lebih jangkung, cerdas, lebih extrovert, lebih percaya diri. Bagaimana? Napoleon ( pendek) dan Lincoln (pemurung dan introvert) bisa menjadi pemimpin yang disegani Studi Perilaku Pemimpin/Gaya kepemimpinan(style of leadership)
Mencoba meneliti tentang apa yang dilakukan oleh pemimpin yang efektif, bagaimana mendelegasikan tugas, bagaimana mereka berkomunikasi dan memotivisir bawahan. Kesamaannya dengan studi kualitas, yaitu menganggap bahwa ada suatu cara terbaik untuk memimpin. Bedanya, studi perilaku pemimpin merupakan sesuatu yang bisa dipelajari.
Gaya kepemimpinan? Pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai suatu tujuan tt.
Pembagian menurut Harris, yaitu The autocratic leader, the participative leader dan the free-rein leader a. The autocratic leader ( pemimpin otokratik)
Yaitu menganggap bahwa semua kewajiban untuk mengambil keputusan, untuk menjalankan tindakan, dan untuk mengarahkan, memberi motivasi dan mengawasi bawahannya terpusat ditangannya.
b. The Participative Leader
Yaitu menjalankan kemepimpinannya dengan konsultasi. Bawahan akan didorong untuk meningkatkan kemampuan mengendalikan diri dan menerima tanggung jawab yang lebih besar. Tapi manajer tidak mendelegasikan wewenangnya.
c. The Free Rein Leader
Yaitu, pemimpin mendelegasikan wewenangnya untuk mengambil
Mengambil keputusan kepada para bawahan dengan agak lengkap. Prinsipnya, pemimpin akan mengatakan “ Inilah pekerjaan yang harus saudara lakukan,. Saya tidak peduli bagaimana cara mengerjakannya, asalkan pekerjaan tsb bisa diselesaikan dengan baik.
Pembagian menurut J. Reddin dengan “Reddin 3 D theory” yaitu apabila seorang pemimpin berorientasi pada tugas ( task) yang diberikan ataukah pada manusia yang mengerjakannya.
Bagian I, memisahkan/tidak memperhatikan baik pelaksanaan tugas, maupun orang yang melaksanakannya
Bagian II, lebih memperhatikan pelaksanaan tugas, dan sedikit perhatian pada orang yang melaksanakannya
Bagian III, sangat memperhatikan orang yang melaksanakannya dan sedikit perhatian pada pelaksanaan tugasnya
Bagian IV, sangat memperhtikan, baik pada pelaksanaan tugas maupun orang yang melaksanakannya.
Reddin 3 D styles
1 – I Deserter
1 - E Bureaucrat
2 – I Autokrat
2 - E Benevolent Autocrat
3 - I Missionary I E
3 - E Developer o 3 4
4 - I Compromiser p E I
4 - E Executive M E E

1 2
I I
Orientasi pd tugas
MEMILIH GAYA KEPEMIMPINAN
Pilih mana ?
Memilih gaya yang cocok dengan memperhatikan berbagai faktor, seperti organisasi, manajer, bawahan dan situasi penugasan. Ini disebut dengan pendekatan continegncy
Macam Motivasi Positif
1. Penghargaan thp pekerjaan yang dilakukan
kebanyakan manusia senang menerima pengakuan terhadap pekerjaan yang diselesaikan dengan baik
2. Informasi
Latar belakang atau alasan suatu tindakan
3. Pemberian perhatian yang tulus kepada karyawan sebagai seorang individu
Suatu perhatian yang diberikan dapat menimbulkan akibat yang berbeda-beda ( konsep “individual differences”), sebab itu jangan berlebihan
4. Persaingan
Umumnya seiap orang senang bersaing secara jujur. Manajer dapat memberikan hadiah untuk pemenang
5. Partisipasi
Macam Motivasi Positif
5. Partisipasi
“ democratic management atau consultative supervision “. Partisipasi ini membawa manfaat, seperti bisa dibuatnya keputusan yang lebih baik, karena banyaknya sumbangan pikiran, adanya penerimaan yang lebih besar terhadap perintah yang diberkan dan adanya perasaan diperlukan ( feeling of importance )
6. Kebanggaan
memberikan tantangan yang wajar, keberhasilan mengalahkan tantangan akan memberikan kebanggaan .
7. Uang
Penggunaan uang sebagai alat motivasi terutama berguna untuk memuaskan kebutuhan yang bersifat pisiologis.











Bagaimana mengatasi konflik?

Oleh Sutarmo

Mengapa terjadi konflik? Adanya perbedaan interest antara karyawan dan pemilik perusahaan. Karyawan menghendaki bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dari pekerjaan tsb dengan gaji yang besar, sementara pemilik menghendaki untuk mengembangkan perusahaan

PENDAPAT TTG KONFLIK
1. Pandangan Tradisional : konflik merupakan hal yang tidak diinginkan dan berbahaya bagi perusahaan. Konflik menurut pandangan ini disebabkan ada sesuatu yang salah dalam organisasi sehingga perlu dibetulkan,
2. Pandangan Perilaku
Berpandangan bahwa konflik merupakan suatu peristiwa yang sering terjadi dalam kehidupan organisasi. Konflik bisa memberikan manfaat ( fungsional), dan juga bisa merugikan ( tidak fungsional), namun konflik pada umumnya merugikan organisasi.
3. Pandangan Interaksi
Berpendapat bahwa konflik dalam organisasi merupakan hal yang tak terhindarkan dan bahkan diperlukan bagaimanapun organisasi dirancang dan bekerja.
Meskipun konflik sering merugikan, tetapi tidak bisa diingkari bahwa konflik sering pula membuat organisasi bisa beroperasi dengan lebih efektif.
Apa bedannya dengan pandangan perilaku? Dalam perilaku, konflik sedapat mungkin dihilangkan apabila timbul, sedang dalam pandangan interaksi konflik bukanlah merupakan hal yang harus ditekan, atau meneger harus menghilangkan semua konflik, tetapi lebih ditekankan pada pengelolaan konflik tsb. Dicoba diminimumkan aspek-asepk yang merukgikan dan memaksimumkan aspek-aspek yang menguntungkan.
KONFLIK ANTARA KELOMPOK KELOMPOK DALAM ORGANSIASI
Apa itu konflik? Adalah ketidaksetujuan antara dua atau
atau lebih anggota organisasi atau kelompok-kelompok dalam organisasi yang timbul karena mereka harus menggunakan sumberdaya yang langka scara bersama-sama, atau menjalankan kegiatan bersama-sama, dan atau karena mereka mempunyai status, tujuan, nilai-nilai dan persepsi yang berbeda.
Apa beda persaingan dan konflik? Dalam persaingan dua pihak tidak bisa mencapai tujuan secara serentak, dan juga mereka tidak bisa saling mengganggu. Dalam konflik bisa mencapai tujuan bersama.
KONFLIK FUNGSIONAL DAN TIDAK FUNGSIONAL
Fungsional karena (1) menemukan cara yang lebih efisien dalam menggunakan dana(2) cara menghemat biaya(3) meningkatkan prestasi masing-masing devisi.
Akibat konflik
Hubungan kerja sama antar kepala devisi rusak .
Konflik menjadi sangat merusak apabila konflik tidak terkendali.
Akibat konflik secara umum :
1. Timbulnya kekompakan di antara anggota-anggota yang mempunyai konflik dengan kelompok yang lain
2. Munculnya para pimpinan dari kelompok-kelompok yang saling konflik
3. Ada gangguan thp persepsi para anggota organisasi yang mengalami konflik
Perbedaan antar kelompok yang mengalami konflik nampak lebih besar daripada yang sebenarnya, sedangkan perbedaan pendapat antar infividu dalam masing-masing kelompok nampak mengecil daripada yang sebenarnya
5. Terpilihnya “wakil-wakil” yang kuat dari piahak-pihak yang mengalami konflik
6. Timbulnya ketidak mampuan untuk berpikir dan menganalisa persoalan secara jernih.
SEBAB TIMBULNYA KONFLIK
1. Berbagai sumber daya yang langka
2. Perbedaan tujuan
3. Saling ketergantungan dalam menjalankan pekerjaan
4. Perbedaan dalam nilai atau persepsi
5. Sebab lain, gaya seseorang dalam bekerja, miskomunikasi dll
METODE-METODE UNTUK MENANGANI KONFLIK
1. Mengurangi konflik. Cara yang efektif adalah dengan (a) mendinginkan persoalan terlebih dulu ( cooling things down), cara ini sebenarnya belum menyentuh persoalan;(b) membuat “ musuh bersama” shg para anggota dalam kelompok itu bersatu untuk menghadapi musuh tsb. Cara ini sebenarnya juga hanya mengalihkan perhatian dari para anggota kelompok.
2. Penyelesaian Konflik. Caranya mendominir atau menekan ( ada pemenang dan ada yang kalah), berkompromi( menemukan dasar yang di tengah, cara ini hanya untuk menyenangkan kedua pihak yang bertentangan) dan penyelesaian masalah secara integratif ( konflik antar kelompok diubah menjadi situasi pemecahan persoalan bersama yang bisa dipecahkan dengan bantuan teknik-teknik pemecahan persoalan, secara organisasi cara ini yang terbaik, tp prakteknya sulit karena kurang adanya kemauan yang sungguh-sungguh dan jujur untuk menyelesaikan persoalan).
KONFLIK ANTARA KARYAWAN DAN MANAJEMEN
Sering terjadi, Cuma cenderung terpendam, karyawan cenderung diam, sehingga perlu ditempung dengan menggalakakan saluran komunikasi ke atas ( upward channels of communicatioan)
Cara menemukan konflik atau sumbernya :
a. Membuat prosedur penyelesaian konflik ( grievance procedure)
b. Obeservasi langsung
c. Kotak saran
d. Politik pintu terbuka
e. Mengangkat konsultan personalia
f. Mengangkat “ ombudsman”, adalah orang yang bertugas membantu “mendengarkan” kesulitan-kesulitan yang ada untuk diberitahukan kepada pimpinan

»»  READMORE...

Rabu, 17 Juli 2013

Kewirausahaan

  • Masih menunggu transfer data
»»  READMORE...

Selasa, 28 Agustus 2012

Model Pemberdayaan Masyarakat

25 Juni 2007 pada 17:52 • Disimpan dalam Pemberdayaan komunitas, Wacana
(Optimalisasi kinerja Puskesmas melalui Pengorganisasian Masyarakat)
Oleh: dr. Maya Syahria Saleh*
________________________________________
* Saat ini menjabat sebagai Kepala Puskesmas Balongsari Tama, Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Surabaya.
LATAR BELAKANG MASALAH
Lebih dari tiga dasawarsa Republik Indonesia mencoba berupaya menyelesaikan persoalan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan R.I telah mengembangkan berbagai inovasi strategi peningkatan pelayanan kesehatan yang lebih efektif, efisien dan terpadu. Gagasan-gagasan baru untuk menyelesaikan berbagai persoalan pelayanan kesehatan dicoba namun demikian faktanya adalah kualitas pelayanan kesehatan di Negara Indonesia masih jauh jika dibandingkan dengan Negara tetangga. Berbicara mengenai data kesehatan agak membuat kita miris ketika ada temuan bahwa negara kita menduduki peringkat atas dalam hal jumlah kematian bayi diantara anggota SEAMIC (Sout East Asia Medical Center). Sebagian masyarakat masih mempunyai kesulitan dalam memperoleh derajat pelayanan kesehatan yang optimal.

Desentralisasi permasalahan kesehatan di tingkat nasional ke daerah merupakan inovasi yang patut disambut dengan baik untuk menanggulangi berbagai masalah kesehatan seperti disparitas pelayanan kesehatan yang masih tinggi, rendahnya kualitas kesehatan penduduk miskin, rendahnya kondisi kesehatan lingkungan, birokratisasi pelayanan Puskesmas, dan minimnya kesadaran masyarakat untuk terlibat dalam mewujudkan visi Indonesia Sehat 2010, dibutuhkan strategi pengorganisasian komunitas yang terpadu.
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang terinstitusionalisasi mempunyai kewenangan yang besar dalam mencipta inovasi model pelayanan kesehatan di aras basis. Untuk itu dibutuhkan komitmen dan kemauan untuk meningkatkan/meratakan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan melakukan revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisien di Puskesmas, peningkatan jumlah dan kualitas tenaga kesehatan/revitalisasi kader PKK, pembentukan standar pelayanan kesehatan minimum untuk kinerja sistem kesehatan yang komprehensif, serta memperbaiki sistem informasi pada semua tingkatan pemerintah.
Fungsi Puskesmas terdiri dari tiga yaitu sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan dan pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama. Dari fungsi Puskesmas ini jelas peran Puskesmas bukan saja persoalan teknis medis tetapi juga bagaimana keterampilan sumber daya manusia yang mampu mengorganisir modal sosial yang ada di masyarakat. Fungsi dan peran Puskesmas sebagai lembaga kesehatan yang menjangkau masyarakat di wilayah terkecil membutuhkan strategi dalam hal pengorganisasian masyarakat untuk terlibat dalam penyelenggaraan kesehatan secara mandiri.
PEMBAHASAN
Revitalisasi Puskesmas melalui strategi pengorganisasian masyarakat mempunyai misi untuk mengoptimalkan fungsi dan kinerja Puskesmas terutama dalam penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan maupun upaya kesehatan masyarakat di aras komunitas basis. Sumber daya manusia yang ada di Puskesmas selain menguasai teknis mengenai penanganan permasalahan kesehatan sebaiknya juga dibekali dengan penguasaan keterampilan untuk melakukan pengorganisasian komunitas.
Pengorganisasian masyarakat merupakan proses untuk membangun kekuatan komunitas dengan melibatkan anggota masyarakat sebanyak mungkin melalui proses menemukan modal sosial, problematika, merumuskan alternatif pemecahan masalah –dalam hal ini kesehatan- serta membangun institusi sosial yang demokratis, berdasarkan aspirasi, keinginan, kekuatan dan potensi yang tumbuh dalam komunitas. Tujuan proses pengorganisasian komunitas dalam merevitalisasi peran Puskesmas antara lain:
•    Membangun kekuatan masyarakat: Pengorganisasian masyarakat bertujuan untuk mendorong secara efektif modal sosial masyarakat agar mempunyai kekuatan untuk menyelesaikan permasalahan dalam hal kesehatan secara mandiri. Melalui proses pengorganisasian, masyarakat diharapkan mampu belajar untuk menyelesaikan ketidakberdayaannya dan mengembangkan potensinya dalam mengontrol kesehatan lingkungannya dan memulai untuk menentukan sendiri upaya-upaya strategis di masa depan;
•    Memperkokoh kekuatan komunitas basis: Pengorganisasian masyarakat bertujuan untuk membangun dan menjaga keberlanjutan kelompok-kelompok kesehatan (Posyandu, Polindes, Dokter Kecil dan lainnya) yang kokoh yang dapat memberikan pelayanan terhadap permasalahan-permasalahan dan memfasilitasi aspirasi tentang permasalahan kesehatan di aras komunitas basis. Organisasi di aras komunitas dapat menjamin tingkat partisipasi, pada saat bersamaan, mengembangkan dan memperjumpakan dengan organisasi atau kelompok lain untuk semakin memperkokoh kekuatan komunitas;
•    Membangun aliansi: Puskesmas dan kelompok kesehatan di aras komunitas harus membangun dan tergabung dalam aliansi-aliansi strategis untuk menambah proses pembelajaran dan menambah kekuatan diri.
Adapun langkah yang menjadi kompas dalam melakukan pengorganisasian kesehatan di masyarakat antara lain:
1. INTEGRASI- Sebuah proses dimana seorang penggerak kesehatan masyarakat terlibat bersama di aras komunitas dan menjalin komunikasi serta relasi dengan cara belajar dari budaya yang berkembang di masyarakat. Akan lebih baik jika seorang penggerak kesehatan masyarakat tinggal bersama dengan komunitas untuk membangun kepercayaan dan mempelajari segala potensi dan permasalahan yang dihadapi oleh komunitas;
2. INVESTIGASI MODAL SOSIAL MASYARAKAT- Investigasi modal sosial merupakan sebuah proses pembelajaran dan analisa yang sistematis mengenai struktur sosial-budaya dan kekuatan atau potensi yang terdapat di target masyarakat yang diorganisir. Dari proses ini diharapkan menghasilkan data terolah yang mampu menggambarkan potret masyarakat yang diorganisir misalnya seperti community leader (pemimpin lokal di aras komunitas basis), potensi kelompok swadaya, tingkat kesehatan, dan lainnya;
3. MEMBANGUN RENCANA DAN STRATEGI- Perencanaan merupakan sebuah proses untuk mengidentifikasi tujuan dan menterjemahkan tujuan tersebut ke dalam kegiatan yang nyata/konkrit dan spesifik. Perencanaan akhir dan pengambilan keputusan akhir dilakukan oleh komunitas yang diorganisir;
4. GROUNDWORK: Proses penajaman dari langkah pengorganisasian, merupakan proses dialogis dan transformatif. Pendekatan yang dilakukan bukan lagi orang per orang tetapi sudah dengan melakukan kelompok-kelompok kecil dengan melakukan dialog mengenai pandangan, impian, analisis, kepercayaan, perilaku yang berkaitan dengan isu/persoalan yang dikeluhkan oleh komunitas. Proses ini bertujuan untuk memastikan keterlibatan kelompok dalam melakukan analisa, pemecahan masalah, dan aksi bersama untuk memecahkan permasalahan tersebut.
5. RAPAT-RAPAT-  Mencari tahu budaya, sejarah, kondisi ekonomi, lingkungan, pemimpin lokal, aktivitas formal dan informal, dalam komunitas. Perjumpaan dengan kelompok besar di aras komunitas dilakukan juga untuk mendiskusikan secara formal mengenai isu yang akan dipecahkan bersama;
6. ROLE PLAY: Merupakan sebuah proses dimana anggota kelompok di aras komunitas melakukan simulasi peran melalui dialog, diskusi, lobi, negosiasi, atau bahkan advokasi dalam sebuah studi kasus terkait dengan isu kesehatan yang menjadi permasalahan. Berbagai skenario sebaiknya didesain sehingga memberikan proses pembelajaran bagi komunitas dalam proses penyelesaian masalah;
7. MOBILISASI- Merupakan sebuah langkah aksi dari komunitas untuk mencoba menyelesaikan permasalahan yang muncul. Bekaitan dengan isu yang diangkat mungkin ini bisa berupa negosiasi dan atau dialog disertai dengan tip dan trik yang telah dipersiapkan. Terkait dengan permasalahan ini bisa berupa tindakan mobilisasi anggota dalam komunitas untuk berpartisipasi dalam memulai kegiatan-kegiatan yang dapat menyelesaikan permasalahan mereka. Misalnya kampanye operasi jentik nyamuk, orasi kesehatan dan lainnya;
8. EVALUASI- Sebuah proses dimana anggota kelompok kesehatan mempunyai keterampilan untuk menilai tentang proses pembelajaran apa yang mereka dapat dari serangkaian kegiatan yang dilakukan, apa yang tidak diraih terkait dengan indikator/hasil yang ditetapkan dalam perencanaan, apa kelebihan dan kelemahan dari proses pelaksanaan aksi yang telah dilakukan dan bagaimana cara meminimalkan segala kelemahan dan kesalahan yang telah dilakukan;
9. REFLEKSI- Sebuah  langkah yang seringkali dianggap sepele tetapi disinilah kekuatan spirit sebuah gerakan dalam proses pengorganisasian. Proses refleksi adalah sebuah proses dimana dimensi rasa lebih mengutama untuk kemudian mendorong proses kesadaran diri dari anggota kelompok dalam komunitas. Dalam refleksi, proses pencerahan apa yang terjadi di masing-masing anggota kelompok di aras komunitas dibagikan berdasarkan pengalaman mereka ketika melakukan aksi;
10. PELEMBAGAAN KELOMPOK KESEHATAN- tujuan dari pengorganisasian kesehatan komunitas salah satunya adalah membangun organisasi rakyat yang kokoh sehingga mampu menjadi media yang dapat menjembatani segala persoalan dan aspirasi yang ada di aras komunitas. Proses untuk menentukan pemimpin organisasi, peran-peran dalam organisasi disepati secara demokratis. Demikian juga budaya organisasi dan kesiapan manajemen juga diinisiasi untuk menjamin keberlanjutan organisasi.
KESIMPULAN DAN SARAN
Revitalisasi Puskesmas untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui strategi pengorganisasian komunitas dilakukan untuk memberdayakan masyarakat dalam hal penyelesaian masalah kesehatan di aras komunitas basis. Selain itu juga mendorong potensi masyarakat di aras komunitas basis agar dapat mengatasi masalah-masalah kesehatan dengan penekanan pencegahan penyakit melalui keswadayaan yang berkelanjutan dan kontekstual dengan kebutuhan lokal. Secara skematis dapat dilihat di gambar berikut:

Strategi komunitas secara khusus dilakukan untuk melibatkan secara aktif dinamika masyarakat untuk mencegah dan mengatasi faktor risiko potensial penyakit menular maupun tidak menular. Selain itu juga menciptakan agen dengan membentuk kelompok-kelompok kerja masyarakat yang peduli kesehatan dengan PKK desa sebagai penggerak dan LSM/ KSM/ LPM sebagai pendamping.

DAFTAR PUSTAKA:
1. Modul Pengorganisasian Komunitas, 2005. Christianto, Pusdakota Ubaya (www.pusdakota.org) tidak dipublikasikan;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 949/Menkes/Sk/Viii/2004 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (Klb);
3. Evaluasi Model Alokasi Anggaran Kesehatan Untuk Penduduk Miskin Dalam Desentralisasi Kesehatan Dra. Chriswardhani  Suryawati, Mkes (Fkm Universitas Diponegoro);
4. Governance And Decentralization Survey 1+. 2004. Laporan Penelitian, Kerjasama Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Ugm – Bank Dunia, Yogyakarta, Tidak Dipublikasikan;
5. McTaggart, R. (Spring 1991). Principles for Participatory Action Research. Adult Education Quarterly. vol. 4, no. 3;
6. ADB. 2001. Buku Petunjuk Tentang Kemiskinan dan Analisis Sosial. Manila. Lampiran 4.

Permalink

»»  READMORE...